Komitmen Jakarta Concord Buka Peluang Ekspor RI ke Afrika
- pt-kontakperkasa
- Mar 10, 2017
- 5 min read
Indonesia membidik peningkatan ekspor ke Afrika melalui sektor kemaritiman | PT Kontak Perkasa Futures

Ekonom Universitas Indonesia (UI), Lana Soelistianingsih menuturkan, dalam Jakarta Concord, konsep blue economy yang bisa menjadi acuan untuk memacu Indonesia meningkatkan nilai tambah produk-produk unggulan.
Misalnya produk perikanan dan maritim Indonesia. Hal ini juga akan mendorong pengelolaan sumber daya alam secara efisien melalui kreativitas dan inovasi teknologi yang bakal menarik investasi masuk.
Sementara terkait Blue Economy, ada beberapa peluang yang dapat dilakukan kerja sama. Misalnya sektor perikanan dan kelautan, logistik kelautan, teknologi kelautan, pariwisata, perkapalan, dan industri pengolahan hasil laut.
"Sejauh ini, peluang kerja sama di sektor-sektor industri tersebut memang belum digarap dengan optimal," kata dia.
Dengan demikian, Indonesia mengerti sistem bea cukai di Samudra Hindia, termasuk tarifnya. Indonesia juga bisa mengerti barang-barang mana bisa masuk ke kawasan tersebut dan memiliki kemampuan untuk menegosiasi tarif.
"Kementerian Perdagangan akan bersinergi dengan Kemenko Maritim untuk menentukan produk apa kita bisa ekspor ke negara IORA. Kemendag melakukan pemetaan produk dan negara mana saja, kemudian Kemenko Maritim untuk jalurnya. Kita juga bersinergi dengan BKPM, karena kita juga ingin melakukan investasi," ucap Havas.
Di masa mendatang, Presiden Jokowi akan melakukan kunjungan langsung negara Anggota IORA. Pemerintah Indonesia sendii sudah diundang melakukan pembicaraan bilateral untuk peningkatan hubungan dagang dengan Tanzania, Somalia, dan India.
Profil Indonesia di kawasan Afrika akan semakin meningkat. Sehingga kita bisa menggunakan ini untuk penetrasi perdagangan Indonesia di Afrika yang masih ketinggalan dengan negara lain," kata Havas melalui keterangan resmi, Rabu (8/3/2017).
Menurut dia, Indonesia akan mengusulkan suatu jaringan pelabuhan di kawasan Samudra Hindia. Indonesia menyiapkan pelabuhan baru di Kuala Tanjung, atau di Padang, sebagai bagian dari jaringan tersebut.
"Sehingga nanti bisa punya mekanisme akses langsung ke pelabuhan-pelabuhan di Afrika," lanjutnya.
Selain jaringan pelabuhan di Samudra Hindia, Indonesia juga akan membuat kerja sama bidang kepabeanan di seluruh kawasan Samudra Hindia.
Negara-negara Asosiasi Negara Lingkar Samudera Hindia (IORA) menyepakati komitmen Jakarta Concord untuk mengatasi aneka kendala perdagangan antar-negara anggota.
Indonesia membidik peningkatan ekspor ke Afrika melalui sektor kemaritiman, melalui Jakarta Concord ini. Dengan demikian Indonesia bisa memasuki pasar ekspor baru.
Indonesia dinilai unggul di bidang kemaritiman di antara negara IORA lain. Sehingga dipercaya menjadi tuan rumah konfrensi ekonomi biru (blue Economy) pada 9-10 Mei 2017 mendatang.
Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim, Kementerian Koordinator (Kemenko) Maritim Arif Havas Oegroseno menuturkan, hal-hal tersebut akan meningkatkan penetrasi Indonesia di negara-negara Afrika dan Asia Selatan.
( Baca : Misi Ekonomi Indonesia dalam Jakarta Concord )
Indonesia Bidik Perjanjian Bilateral dengan Negara IORA | PT Kontak Perkasa Futures
Direktur Kerjasama APEC dan Organisasi Internasional Direktorat Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional (PPI) Kementerian Perdagangan Deny Kurnia menuturkan, IORA menjadi sarana untuk membangun hubungan antarpemerintahan dan pengusaha dari negara-negara yang tergabung dalam IORA menjadi lebih baik lagi.
Ada enam negara anggota IORA yang termasuk dalam kategori negara yang menjadi perhatian penting pemerintah Indonesia dalam hal perdagangan, yaitu Bangladesh, Kenya, Mozambik, Afrika Selatan, Uni Emirat Arab dan Iran. “Berbekal daya saing perdagangan Indonesia yang menduduki peringkat 41 dunia, Indonesia berpeluang membangun kemitraan untuk memperluas pasar ekspor," katanya.
Berdasarakan data UN Comtrade, pada 1996 surplus neraca dagang Indonesia dengan negara IORA sebesar 451 juta dolar AS. Namun, pada 2008 anjlok menjadi defisit sebesar 6,3 miliar dolar AS. Adapun pada 2015, neraca dagang Indonesia dengan negara-negara IORA kembali surplus sebesar 2,5 miliar dolar AS.
Dia mengatakan, potensi ekspor ke negara IORA belum banyak dimaksimalkan. Ke Afrika misalnya, potensi ekspor mencapai 550 miliar dolar AS. Namun, realisasi ekspor Indonesia pada 2016 baru mencapai 4,2 miliar dolar AS.
Enggar mengatakan, sudah ada kesepakatan dengan 21 kamar dagang negara anggota IORA dan merumuskan 11 pokok pikiran yang akan dituangkan ke Action Plan. Ia menerangkan, 11 pokok pikiran ini sebagian besar merujuk ke pemberdayaan UMKM. "Untuk memajukan UMKM," katanya.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menegaskan akan menindaklanjuti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asosiasi Negara Lingkar Samudera Hindia atau Indian Ocean Rim Association (IORA) dengan sejumlah perjanjian bilateral. Perjanjian bilateral penting dilakukan untuk memperluas pasar ekspor.
Enggartiasto Lukita mengatakan, anggota IORA yang kebanyakan merupakan negara berkembang menjadi keuntungan tersendiri bagi Indonesia, karena memiliki rata-rata pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang tinggi. “Dari sisi itu kita melihat kesempatannya besar dan sejalan dengan perintah Presiden untuk membuka pasar baru, pasar ini sangat potensial,” tuturnya.
Kemendag Diyakini Mampu Sasar Pasar Baru IORA | PT Kontak Perkasa Futures
Sementara itu, Kepala Ekonom BCA David Sumual mengapresiasi langkah pemerintah yang menindaklanjuti pembukaan pasar ekspor baru usai pertemuan negara kawasan IORA lantaran selama ini negara tujuan ekspor Indonesia sebatas Amerika, Jepang dan Uni Eropa.
Sebelumnya, Republik Indonesia merupakan surga sumber daya kelautan dan perikanan bagi negara-negara Asosiasi Negara Lingkar Samudera Hindia (IORA) sehingga perlu dipastikan sumber daya tersebut dapat dijaga secara berkelanjutan.
"Indonesia mesti mendesak 21 negara anggota IORA untuk memastikan pemanfaatan sumber daya ikan di Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia harus mematuhi regulasi nasional," kata Direktur Eksekutif Center of Maritime Studies for Humanities, Abdul Halim, terkait dengan penyelenggaraan KTT IORA yang digelar di Jakarta, Minggu.
IORA adalah sebuah organisasi regional beranggotakan 21 negara yang terdiri atas negara-negara pesisir yang berbatasan langsung dengan Samudra Hindia, berdasarkan pada prinsip regionalisme terbuka untuk memperkuat kerja sama ekonomi, khususnya memfasilitasi investasi, promosi, dan pembangunan sosial di kawasan.
Sementara itu, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan mayoritas anggota IORA merupakan negara berkembang yang menjadi keuntungan bagi Indonesia karena rata-rata pertumbuhan ekonomi dan inflasi tinggi. "Kami melihat ini kesempatan besar dan sejalan dengan perintah Presiden untuk membuka pasar baru karena potensial," ujar Mendag.
Enggar mengungkapkan sebanyak 21 kamar dagang anggota IORA sepakat dan merumuskan 11 pokok pikiran yang dituangkan melalui "Action Plan" dengan merujuk terhadap pemberdayaan UMKM.
Sejauh ini, tercatat potensi ekspor Indonesia ke Afrika mencapai USD550 miliar namun realisasi sekitar USD4,2 miliar, sedangkan pasar Timur Tengah sebesar USD975 miliar Dolar AS yang tercapai sekitar 5 miliar dolar AS pada 2016.
Setiap negara yang menjadi anggota IORA merupakan pasar potensial bagi Indonesia terlebih sekitar 70 persen perdagangan dunia melewati Samudera Hindia," kata Hadi di Jakarta, Kamis (9/3/2017). Menurut dia, sejauh ini Indonesia berorientasi penjualan produk ke kawasan Amerika, Asia Utara, Jepang, Tiongkok dan Eropa sehingga potensi perdagangan di IORA belum tergarap optimal.
Hadi mengatakan potensi perdagangan Indonesia di kawasan negara IORA tidak akan secara langsung meningkatkan ekspor namun harus melakukan pengenalan produk terlebih dahulu.
Hal tersebut, jelasnya, karena Indonesia dapat memasarkan produk unggulan seperti kopi, karet, elektronik, teksti, buah-buahan dan barang pecah belah di pasar baru kawasan Asia Selatan, Timur Tengah dan Afrika. Dia juga menggambarkan Afrika memiliki pasar yang besar meskipun pendapatan secara umum lebih rendah dibanding Indonesia, sedangkan Timur Tengah memiliki pendapatan yang tinggi.
Perluasan pasar ekspor baru di kawasan Samudra Hindia efektif menambah surplus neraca perdagangan Indonesia. Terutama dengan adanya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asosiasi Negara Lingkar Samudera Hindia atau Indian Ocean Rim Association (IORA).
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo optimistis bahwa Kementerian Perdagangan akan mampu menyasar pangsa pasar baru di kawasan Asosiasi Negara Lingkar Samudera Hindia (IORA).
コメント